Minggu, 13 Juni 2010

“Cerita Nurul dan Johansyah”

Cerita ini sangat rahasia, tapi ini realita kalau banyak yang perkawinan lewat ta’aruf itu tidak semuanya didasari cinta, dan cinta itu justru ada setelah seringnya bertemu. Johan menganggap Syamsul sangat beruntung mendapatkan isteri secantik Nurul, berjilbab rapih dan terlihat sangat cerdas karena lulusan universitas terpopuler dinegeri, dimana Johan pernah kuliah di fakultas yang berbeda. Sementara suaminya seorang guru honorer adalah teman kuliah isteri Johan di PT pendidikan di Jakarta dan jelas hidupnya pas-pasan sekali dengan kekakuannya dalam memperlakukan isterinya.

J
ohan bisa masuk keluarga itu gara-gara anak yang kedua Nurul dirawat di rumah sakit karena sakit ostereoporosis, Johan menolongnya karena pertemanan dengan suaminya, walau sebelumnya tidak pernah menduga kalau Nurul yang pernah ditaksir saat di kampus dulu sebelum masing-masing masuk tarbiyah ternyata isteri temannya, tapi sayang Nurul menolaknya saat itu karena Johan belum tarbiyah.

Namun seringnya Johan bertemu tanpa sengaja jelas mencipratkan kembali cinta lamanya, padahal Johan awalnya sangat takut karena ini salah, tapi dorongan hebat terhadap kecantikan dan kelembutan Nurul membuatnya sesat, semakin didera hasrat untuk menyentuh, melihat dan membayangkan betapa perfect-nya, wanita itu dan Johan yakin lelaki manapun akan tertarik secara fisik teradap kecantikan yang disembunyikan dan pernah diharapkan bertahun-tahun dari wanita muda seperti Nurul.



Dan Nurul-pun tahu suaminya tidak memperlakukan dengan pantas karena ketidak tahuan, kalau wanita sealim manapun masih butuh sanjungan dan perhatian berupa hadiah-hadiah kecil dan Johan rajin memberikan hadiah-hadiah bagi Wanita itu saat ultah dan menolong Syamsul, suaminya dalam bisnis dibidang percetakan, apalagi Johan-pun rajin mendekati dua anaknya tanpa sepengatahuan nurul..sehingga Johan punya kesempatan untuk bertemu dengan Nurul atau curi-curi pandang Nurul dan suatu waktu memergokinya, dia memalingkan wajahnya dengan senyum malu-malu. Dari situlah Johan meyakini kalau Nurul-pun mengetahui perasaanya yang salah dan tak pantas.

Seharusnya akhi tidak datang disaat suamiku tidak ada dirumah?”tegurnya ketika lelaki itu datang tiba-tiba disaat suaminya tidak ada.

”Aku kebetulan saja kangen pada anak-anak jadi aku lewat, dikiranya syamsul ada, afwan ana tak sengaja”, kata lelaki tinggi besar dan berjanggut tipis sambil berdiri mematung dan anak-anak berhamburan memeluknya dan lelaki itupun bermain dengan dua anaknya Nurul yang lucu.

Dari balik bibir pintu dapur Nurul melihat kemesraan lelaki yang dulu pernah menaksirnya dan ditolaknya karena masih belum tarbiyah dan ternyata sekarang malah begitu dekat dengan anak-anaknya. Johan begitu pintar mendekatinya melalui anak-anak jelas sulit dilarang, walau kekawatiran itu semakin mengganggunya. Debaran jantung saat lelaki itu hadir dalam tidurnya atau senyum lembut dan sorot mata penuh cinta, berbeda dengan sikap kaku suaminya yang sedikitpun belum pernah menyanjungnya ataupun mengingat ulang tahunnya walaupun dilarang, tapi dia butuh perhatian dan lelaki itulah yang beberapa bulan terakhir ini yang memberikan perhatian lebih.sebuah dilema antara rasa kewanitaannya yang butuh perhatian dan ketakutan akan larangan affair..

Johan terus hadir menganggunya, secara halus benih itupun tumbuh, johan seolah tahu kalau dirinya diintip dari balik pintu dapur dan senyum itupun mendorongnya melangkah ketika dia tiba-tiba kedapur, ”Dug”, dua tubuh bertabrakan dan wanita tubuh berjilbab ungu dan terusan bunga crisan kecil warna sepadan.

”Afwan ana tak tak tahu kalau ukhti sedang dipintu..” katanya dengan lembut ketika bahu mereka bersentuhan dan tercium keharuman masing-masing..

”Tak apa, aku kebetulan mau lihat anak-anak..”, jawabnya menghindar dari sentuhan Johan yang diluar dugaanya malah menujunya dan menjauhinya dengan gugup. Johan melihat tubuh yang tanpak lebih ramping dan berisi walalu sudah punya anak dua, Nurul nampak masih cantik bahkan lebih terlihat aura kecantikannya.

”Aku tetap menunggu sampai kapanpun, Nur, Aku sulit untuk tidak mencintaimu..”kata Johan terbata-bata ketika Nurul kebelakang dan mematung tak sepatah katapun dibalasnya karena takut dan bingung. ”Akupun tahu perasaan ini salah, tapi perasaan cinta itu hanya sekali dalam hidup”

”Tak seharusnya begitu Jo, tapi akupun takut ini akan menggangu hidupku, aku punya suami dan dua anak yang jelas sangat membutuhkan lindungan..”

”Aku tahu, kamu sebenarnya tidak pernah mencintai Syamsul dan tidak pernah tahu cara mencintaimu..”, kata Johan lancang sambil tiba-tiba tangannya mendekatinya dengan debaran jantung yang bertalu-talu.

”Ja..jangan, Jo. Jangan menjerumuskanku dalam kesulitan lebih baik menjauh dan biarkan masa lalu itu tertutup oleh takdir, maafkan aku..”

”Yah, aku faham..tapi maafkan sikap sesatku, aku bukan ikhwan sejati seperti yang lainnya yang bisa menahan diri..”kata Johan menyentuh bahu Nurul. Dan merengkuhnya dengan lembut.

”Please, jangan akhi..ini jinah dan janganlah mengalahkan akal kita..”, suara bergetar Nurul mengingatkannya, tapi mata itu terpejam merasakan tangan kekar berbulu Johan menyentuh pinggang rampingnya dan menyusup kain belakakang panggulnya.

”Ayolah Nur, Syamsul tidak pernah memperlakukanmu seperti ini..” kata-katanya semakin terbata-bata dan maracau menahan gairah yang cukup lama terpendam, lupa kalau wanita berjilbab itu isteri sahabatnya sendiri, semuanya gelap gulita..

ketika sentuhan itupun bukan sekedar pelukan saja, tapi jemari lelaki itu menjamah buah panggulnya dari bawah sehingga Nurul merasakan jemari itu meremas-remas pantatnya, sementara jemari lainnya merab-raba dadanya yang masih tertutupi jilbab, tapi remasan johan begitu kuat, dibawah semakin kuat buah panggul Nurul yang bulat dan masih sintal dalam remasan Johan dan menekan-nekan panggulnya sehingga batang keras itu terasa menyentuh vaginanya.

”Umi..!!!Amma!!!!dimana, aku takut?”, terdengar teriakan Jeihan anak pertama Nurul mengagetkan keduanya dan akhirnya terlepas pelukan itu dengan nafas terengah-engah, dibalik pintu lelaki kecil menatap ibunya dengan aneh.

Nurul cepat memangkunya dan masuk kekamar. Sementara Johan kembali kedepan lalu minta ijin keluar, tapi kejadian itu sangat mengagetkannya. Johan tidak pernah datang lagi sempat syamsul menanyakannya, tapi johan berdalih kesibukan di percetakannya.

Bagi nurul kejadian itu lain, sangat membekas sekali dia merasakan gairah dan kenikmatan ketika tangan itu meremas-remas panggulnya walau masih dalam gamis tapi itu membuatnya melayang bahkan dia merasakaan batang keras lelaki menusuk-nusuk lobang kemaluannya dan tubuhnya lemas..

Seminggu berikutnya Ada SMS :
Ana menyesal atas kejadian itu, Nur. Maafkan aku telah merusak kesetiaanmu pada Akh Syamsul..tapi ana merasa tenang kalau antum merasakan perasaan cinta itu, wallau itu terlarang..”

”Akhi, anapun ikut bersalah..merasakan itu...”, balasnya dengan tiba-tiba dan ada rasa bersalah karena terbawa oleh emosi cinta yang belum pernah dirasakan setelah tiga tahun menikah dengan suaminya.

Dalam pertemuan taskif itulah untuk terakhir kalinya Johan bertemu dan melihat Nurul, semakin cantik dan senyum manis menebar rahasia disaat johan mencuri-curi pandang ketika bertemu suaminya. Ada rasa rindu yang luar biasa tertahan antara rasa takut dan naluri manusiawinya dan rasa tertarik terhadap wanita itu..Karena tak tahan merasa rindu itulah tiba-tiba Nurul datang bertemu isterinya dengan membawa anak dan Johan merasakan penderitaan itu, hujan deras menahan Nurul untuk meninggalkan rumah Johan, apalagi isteri Johan-pun melarang pergi, tapi Nurul berseteguh karena ijinnya hanya hari itu harus pulang, akhirnya johan mengantarkannnya sampai tempat taksi sambil memangku anak keduanya, tapi SMS dari suaminya menenangkannya, ”saat ini ana masih liqoan, agak telat pulangnya”

Johan sempat minum teh dan hujan semakin keras.Johan kebelakang melihat Nurul keluar dari kamar anaknya dan wajahnya nampak gugup,.”Antum secepatnya pergi, Syam sebentar lagi pulang..”

”Iyah, gimana anak itu sudah tidur?”tanyanya mengalihkan wajahnya yang tanpa sengaja menatap baju gamis yang basah kuyup sehingga dada wanita itu tercetak indah, Nurul cepat menutup dadanya sambil menunduk malu. ”Sudah, sebaiknya antum cepat pulang...?”

”Nur, kamu sedikitpun tidak merasakan itu..”, kata Johan sambil tiba-tiba merangkulnya dan Nurul tak sempat mengelak dari cumbuan ke bibirnya, bibir lelaki itu mengulum penuh nafsu. Ciuman yang belum dirasakan sebelumnya, bukan sebuah formalitas yang dingin tidak ada gairah dan kehangatan, tapi ciuman lelaki itu sangat panas melenakannya. Kerudungnya kusut masai, sisa rambutnya keluar. Wajah johan menyusuri pipi dan lehernya berulang-ulang terus turun kedadanya dengan yang masih berbalut gamis basah...tapi dengan spontan wajah Johan didorongnya. Johan menatap pipi kemerahan Nurul tampak begitu cantik, bibirnya merah basah dengan kulit memucat, begitu juga wajah johan yang klimis tanpa janggot, begitu tanpan dan bibirnya begitu lembut menyentuhnya, ada getaran aneh yang mendorong bibirnya pasrah ketika Johan kembali mendorong wajhnya dalam luapan ciuman lelaki yang bukan muhrimnya

Nurul merasakan tangan Johan meremas-remas dadanya itu, menyusup ke balik jilbab yang dikenakannya lantas membuka kancing-kancing jubah yang dikenakannya di bagian dada, kemudian tangan itupun menyusup ke balik jubah yang dipakai wanita berjilbab ini pada bagian dada. Baju gamis itu dikuakan oleh tangan kekar itu...mata johan terbelalak melihat dada montok dan sintal milik wanita impiannya itu ternyata jauh lebih indah dalam balutan bra wacoal warna krem.

”Jangan, Jo..jangan lakukan..”, ungkapnya melerai walau bahasa tubuh Nurul mengejang tak karuan ketika wanita berjilbab lebar ini merasakan tangan Johan merayap di balik BH wacoal yang dikenakannya, lantas meremas-remas kedua payudaranya secara bergantian.Nurul semakin menggelinjang saat wanita cantik ini merasakan puting susu yang biasa dihisap kedua anaknya, kali ini dipelintir pelan oleh jari-jari tangan Johan,wanita ini merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.bibir itu menyentuh dan melumat dan mengunyah daging dadanya dengan gigitan gemes dan disertai rintihan tanpa sadar.. wanita berjilbab nyaris histeris menahan nikmat ketika bibir liang kemaluannyapun tak luput diusap pelan oleh jemari tangan Johan setelah menyibakan tepian gamisnya.

Sekian lama daerah tersebut tak tersentuh tangan laki-laki termasuk Syamsulpun tidak pernah melakukannya,namun kini diusap oleh tangan laki-laki yang bukan suaminya.Rasa birahi ternyata telah membutakan kenyataan bahwa tangan laki-laki yang tengah menyentuh kemaluannya bukanlah suaminya..justru Nurul mulai menggelinjang saat jemari tangan Johan mengelus-elus perlahan bibir kemaluannya beberapa saat lantas wanita berjilbab ini merasakan bibir kemaluannya itu dibukanya dan jemari tangan Johan pun segera melesak ke dalam liang kemaluan yang telah mengeluarkan dua orang anak..Tubuh Nurul gemetaran dan mulutnya mendesah saat kemudian kelentit dalam kemaluannya disentuh oleh jemari tangan Johan lantas dipilinnya lembut membuat wanita berjilbab lebar ini nyaris terlonjak dari tempat duduknya..

“Aihhhh…eungghhhh….” Nurul mengerang dengan mata mendelik, ketika beberapa saat kemudian sesuatu yang besar, panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang. Tubuh wanita berjilbab ini mengejang ketika menyadari kemaluannya tengah dimasuki penis Johan dan Nurul hanya bisa pasrah.Hingga sekejap kemudian Nurul merasakan batang penis Johan yang jauh lebih besar dan panjang di banding milik suaminya, telah bersarang di liang kemaluannya hingga menyentuh rahimnya.Tubuh Nurul hanya mampu menggelinjang ketika Johan mulai menggerakan penis dalam jepitan kemaluannya
“Mmmfff…oh, Nur ….nnghhh…” kata Johan di belakangnya sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah.Nurul dapat merasakan penis Johan yang kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya.
Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Nurul lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita yang alim ini menggigit bibirnya.
Nurul tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah, apalagi
tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu ke balik cup BH-nya dan memilin-milin puting susunya yang peka…

“Ayo Nur….ahhhh…jangan bohongi dirimu sendiri…nikmati…ahh….nikmati….” Johan itu terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina wanita muda yang alim ini. Nurul menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa sakit dan malu. Tapi ia tak mampu. Nurul mendesah dan mengerang dengan tubuh menggelinjang jalang dan akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian wanita berjilbab ini menjerit saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan dengan mas Syamsul.
Tubuh Nurul langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya selangkah lagi sampai ke puncak. Terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang, ia menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini.Kedua tangannya mencengkeram payudara Nurul yang padat dan montok dengan kuat.
Nurul yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Johan yang terasa banyak membanjiri liang vaginanya.
Nurul kembali merintih, mirip suara anak kucing, saat perlahan
Johan menarik keluar penisnya yang lunglai. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita berjilbab. Nurul terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.

“maafkan ana atas kehilapan ini, Nur !!” kata Johan dengan tekanan keras sambil membenahi celanannya.
Nurul diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri hancur, namun tak urung matanya sempat mengamati penis Johan yang sebelum laki-laki ini merapikan celananya. Ada rasa takjub pada diri Nurul melihat ukuran penis teman suaminya tersebut, walaupun tidak sedang dalam keadaan tegang. Johan tidak menyadari kalau penisnya tengah diamati oleh wanita yang telah lama dicintainya, hingga setelah merapikan celananya laki-laki ini buru-buru keluar dari dapur dengan gugup.
Nurul itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, ketika dilihatnya Johan telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Johan berlalu meninggalkan halaman rumahnya.
Nurul terisak menyesali kejadian itu, namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati ketika Johan menyetubuhinya, namun wanita berjilbab ini buru-buru menghapus air matanya ketika didengarnya ketukan pintu suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar