Minggu, 13 Juni 2010

Ayu Nurul

Samat agak terperanjat apabila tiba di rumah pada pagi itu. Samat melihat 3 pasang sepatu sekolah warna hitam berselerakan di depan pintu termasuk sepatu sekolah Firdaus. "Eh, apakah Firdaus tidak sekolah hari ni" bisik hati kecilnya karena Firdaus tidak mengeluh apa-apa kepadanya sewaktu Samat mengantarnya dalam perjalanan ke sekolah pagi tadi. Apa yang lebih memeranjatkan Samat adalah mobil isterinya, Ayu Nurul Qomariah, juga ada di situ.

Padahal mereka sama-sama keluar rumah pagi tadi. Samat terpaksa memarkir mobilnya agak jauh sedikit dari lingkungan rumahnya karena rumahnya sebenarnya berada di ujung gang dan tidak mungkin memarkir di tengah gang tersebut, dan juga karena mobil sedan ceria milik isterinya telah menutupi jalan masuk ke garasi rumah. Firdaus adalah anak saudara isterinya yang terpaksa menumpang di rumah mereka semenjak 3 bulan yang lalu karena telah dikeluarkan dari sekolah asalnya di Malang akibat berbagai masalah kedisiplinan. Ibunya, yaitu kakak iparnya, meminta mereka menolong menyekolahkan anaknya mengingat akan ujian kelulusan kelas 3 SMP di tempat Nurul, isterinya itu, mengajar. Benar isterinya adalah seorang guru di salah satu sekolah SMP. Seharusnya tahun ini Firdaus sudah duduk di bangku kelas 2 SMU namun karena bermasalah sudah 2 tahun dia tidak naik kelas di sekolahnya. Jadi ibunya Firdaus merayu-rayu kepadanya agar membenarkan anaknya tinggal bersama mereka dan bersekolah di sekolah menengah tempat isterinya mengajar. Segala urusan persekolahan juga diuruskan oleh Samat dan isterinya, melihat juga bahwa isterinya Samat adalah guru sekolah tersebut juga.

Umurnya Nurul sendiri masih cukup muda untuk ukuran seorang guru, baru 24 tahun, mengingat Nurul baru mengajar di SMP tersebut persis setelah lulus dari fakultas pendidikan di salah satu universitas di kota tempat mereka tinggal. Nurul adalah ibu guru cantik sensual yang berjilbab, seorang aktivis parpol sekaligus guru bahasa inggris. Penampilannya yang bersahaja, dengan tubuh padat berisi yang selalu terbungkus jubah panjang, mengenakan jilbab lebar, semakin menambah keanggunannya, dan Samat fikir hanya dia yang tahu kepadatan serta kemolekan tubuh isterinya itu. Bagaimana teteknya putih kemerah-merahan dengan puting yang bulatannya kecil namun meruncing tajam. Sungguh sosok manis dia memang selaku wanita berjilbab...isterinya Samat itu memang muda berwajah cantik dan manis, dengan kulit putih bersih, tinggi badan sekitar 168 cm, potongan muka manis, dengan dagu agak meruncing dengan dibalut jilbab/kerudung lebarnya sangat menawan hati. Tak banyak yang tahu kalau di balik baju panjang yang selalu dikenakannya..,tercetak tonjolan buah dadanya yang montok, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang montokpadat. Langkahnya terlihat sangat sexy dan gemulai. Namun pagi ini Samat agak heran karena selepas keluar dari rumah tadi, isterinya tidak pula menyatakan apa-apa yang salah mengenai dirinya atau anak mereka Hafiz yang diantar ke playgroup dekat dia mengajar. Samat menjadi agak tegang juga takut kalau-kalau isteri atau anaknya sakit. Kebetulan pagi ini Samat sendiri meminta izin pulang lebih cepat dari kantornya di sebuah kontraktor bangunan karena dia merasa agak demam sedikit. Perlahan-lahan Samat menuju ke depan pintu dan mendapati pintunya berkunci. Samat mengambil kunci rumah dari sakunya sambil matanya mengira-ngira sepatu sekolah di hadapan rumahnya. Yang jelas sepatu sekolah Firdaus dikenanya karena Samat yang membelinya karena sepatunya Firdaus telah agak uzur waktu dia datang ke rumah mereka tiga bulan yang lalu itu. Dua pasang lagi tidaknya dikenalinya.

Setelah pintunya terbuka Samat agak terperanjat mendengar suara orang mendengus dengan perlahan dari arah dapur rumahnya. Dari depan memang dapur dan meja makan mereka tertutupi oleh dinding yang memisahkan antara ruang tamu dan dapur yang dapat dilalui oleh pintu di sisi sebelah kanan saja. Samat terperanjat besar. Samat coba mememastikan suara tersebut dan Samat yakin itu adalah suara isterinya yang kebiasaannya keluar di saat-saat Samat bersamanya dalam keadaan yang mengairahkan. "Astaga, apa yang sedang terjadi " detak hatinya. Perlahan-lahan Samat menghampiri pintu ke dapur dan alangkah terperanjatnya Samat apabila mendapati isterinya yang cantik berjilbab dan Samat tahu pasti dia isterinya itu selalu mengenakan jilbab lebar menutupi tubuhnya dan terkadang juga mengenakan baju kurung ataupun rok panjang sehingga terkadang hanya kelihatan wajah dan pergelangan tangannya saja itu, sedang dikangkangkan seluas-luasnya di atas meja makan sambil Firdaus yang masih mengenakan pakaian seragam SMPnya, namun celana pendek birunya entah sudah tersampir kemana dan juga kolornya tak terlihat di ruang tersebut, sedang berada betul-betul di celah kangkangan tersebut menjilat memek isterinya dengan hanya menyingkapkan ke pinggir celana dalam putih kecil tipis yang dipakai isterinya ke pinggir selangkangan. Samat kembali ke belakang dinding. Dua orang lagi pelajar yang telah telanjang juga dari perut kebawah sedang lekat dan sibuk mengerjai buah dada isterinya yang kenyal membulat kencang dan pejal indah sambil tangan isterinya meremas-remas kontol mereka yang agak besar berbanding dengan usia sebenarnya mereka. Jangan-jangan mereka juga adalah pelajar-pelajar yang sering tidak naik kelas sehingga sebenarnya tidak cocok lagi sebagai pelajar SMP kelas 3.

Nampak Firdaus terus menyingkap kain jubah lebar yang menutupi tubuh indah Nurul itu !!! "Ohhh rupanya kau masih pakai kain dalam juga dan stoking yaah", terdengar kata anak kelas 3 SMP kepada wanita berjilbab yang seharusnya menjadi bibi dan gurunya yang harus dihormati. Nurul mengenakan kain dalam yang transparan dan memakai stoking putih model garther belt yang agak panjang hingga ke pertengahan pahanya. Kain dalam Nurul yang berwarna coklat itu terus disingkap secara perlahan-lahan oleh Firdaus hingga ke pinggangnya dan terlihatlah seluruhnya kini celana dalam berwarna putih yang menutupi alat vital Nurul namun sudah tersingkap kesamping agar tangannya Daus bebas berkreasi dengan memek yang seharusnya ditutupi celana dalam itu. Teman-teman Firdaus yang berada disitu semuanya masih tetap saja terlihat terkejut dan merasa amat ghairah melihat kecantikan tubuh putih mulus ibu guru cantik yang bernama Nurul ini yang selama ini terjaga dengan rapi dan sopan sekali. Firdaus tidak memberi peluang lebih banyak lagi untuk bergerak kepada Nurul dan dia dengan serta merta menanggalkan sampai ke lutut celana dalam Nurul itu sehingga menampakkan memek gurunya itu yang ditutupi bulu-bulu halus yang agak lebat juga. Sementara itu bagian atas tubuh Nurul masih ditutupi oleh baju jubah yang dipakainya serta jilbab yang masih menutupi kepalanya.

Jadilah bu guru Nurul seorang wanita alim bersahaja yang lengkap berbusana jubah dibagian atas tetapi dibagian bawah tiada seurat benang pun, suatu pemandangan yang sungguh luar biasa indahnya. Stokingnya masih menutupi kaki hingga ke tengah kakinya yang jenjang, tetapi pahanya yang putih itu terbuka lebar hingga menampakkan kemaluannya, satu pemandangan yang agak luar biasa lebih-lebih lagi dengan status Nurul sebagai guru wanita yang alim yang senantiasa menjaga kesopanan dalam pakaiannya. Samat berfikir bagaimana cara yang terbaik untuk mengendap perbuatan mereka tersebut. "Baiklah aku panjat dari tingkap loteng dalam kamar mandi di kamar tidur" fikir hatinya yang sekarang berdebar-debar tidak dapat dikatakan lagi. Samat terus dengan berhati-hati masuk ke kamar tidur mereka dan memanjat ke atas bak mandi dan membuka tutup tingkap loteng dan langsung masuk ke atas loteng tersebut. Dari situ Samat merangkak perlahan-lahan menuju ke dapur.

Dari celah celah untuk memasang lampu dan kabel Samat dapat melihat dengan jelas wajah isterinya yang cantik hidung mancung dan berdagu runcing, mukanya memang agak mirip Karina Suwandhi, serta mengenakan jilbab warna kuning muda yang senada dengan baju sejenis baju kurungnya berwarna oranye kini ternganga karena keenakkan dijilat dan dihisap memeknya oleh anak saudara dan teman-teman SMPnya itu. Samat melihat Firdaus menarik isterinya ke ujung meja dan menurunkan kakinya ke lantai. Isterinya masih memakai jilbabnya di kepala dan baju jubahnya masih melekat di badan. Firdaus lalu meghujamkan senjatanya ke memek isterinya sambil seorang temannya mengulurkan senjatanya di mulut isterinya. Isterinya dengan bersahaja memasukkan senjata tersebut ke dalam mulut dan terus mengulumnya. Samat agak terperanjat karena selama ini isterinya begitu semangat untuk menghisap zakarnya. Firdaus menyingkapkan keatas baju jubah isterinya dan terus menusukkan dengan ganas kontolnya ke memek isterinya dalam posisi "doggie". Isterinya menggoyang-goyangkan punggungnya ke kiri dan kanan dan sesekali ke atas dan bawah. Sementara seorang teman Firdaus menikmati hisapan dari isterinya, seorang lagi sedang asyik meremas-remas buah dada isterinya Samat yang berjilbab itu yang bergoyang-goyang mengikut rentak tusukan Firdaus dari belakang. Samat melihat teman Firdaus yang sedang melakukan 'face fuck' ke atas isterinya. Dia melajukan tusukan senjatanya dan menarik keluar senjata tersebut sejurus sebelum memancurkan isi zakarnya ke muka isterinya.

Samat sendiri hampir-hampir jatuh melihat adegan tersebut. Isterinya mendengus sambil kepalanya terangkat ke atas. Namun matanya ditutupi oleh jilbab yang telah agak kurut masai menutupi wajahnya. Si teman Firdaus yang sedang memainkan buah dada isterinya beralih pula ke depan untuk di hisap oleh isterinya. Firdaus pula semakin cepat menunggang wanita cantik berjilbab yang masih terhitung bibi itu sambil mukanya berkerut-kerut keenakan yang amat sangat. Isterinya dengan lahap menghisap kontol pelajar yang ada di depannya dan menyonyot seakan-akan menikmati es krim walls kegemarannya. "Daus, aku sudah mau keluar nih" terkeluar perkataan tersebut dari mulut teman Firdaus yang sedang dihisap ganas oleh isterinya. "Keluarin aja dalam mulut dia" kata Firdaus pula dalam keadaan terketar-ketar.

Dalam beberapa saat setelah itu Samat terdengar isterinya tersedak seakan-akan kelemasan karena tercekik air mani teman Firdaus yang telah klimaks itu. Namun dia tidak dapat melepaskan senjata tersebut dari mulutnya karena kepalanya ditarik ke depan oleh pelajar tersebut. Firdaus dengan agak ganas meghujamkan senjatanya ke memek isterinya yang sekarang telah mulai mengerang lantang karena tiada lagi tersumbat barang satu senjata pun di mulutnya sambil punggungnya juga semakin laju mengikut rentak hujaman kontol keponakannya yang bandel itu. Firdaus pula memberikan pengarahan kepada bibi sekaligus ibu gurunya itu yang sedang ditungganginya dengan ganas sambil meneriakkan panggilannya sehari-hari dia kepada bibinya itu. Akhirnya isterinya tersandar ke meja diikuti oleh Firdaus yang melekat erat di belakangnya. Sesekali Firdaus menghentak-hentak lemah selangkangannya ke pantat isterinya Samat itu. Sekarang tiba pula giliran teman mereka yang seorang lagi menuju ke belakang isterinya setelah Firdaus menarik badannya dari punggung bibinya.

"Li, kau coba pula tunggingan dia" arah Firdaus yang sedang terduduk kecapean di lantai bersama teman mereka yang melakukan 'face fuck' tadi. Murid yang bernama Li itu menarik tubuh isterinya ke lantai dan mengarahkannya menungging sambil punggung terangkat ke atas agak tinggi. Samat betul-betul heran karena isterinya menurut saja kehendak mereka. Bagai hendak gila Samat apabila menonton aksi isteri sendiri dikerjai oleh orang lain. Namun dia tak mampu berucap apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar